Sabtu, 02 Januari 2016

SUSTAINABLE MANUFACTURING (Artikel Ilmiah Tugas UAS)



-Model Komponen Ramah Lingkungan
MODEL PEMILIHAN INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF YANG
RAMAH LINGKUNGAN

Triwulandari S. Dewayana, Dedy Sugiarto, Dorina Hetharia
Program Studi Magister Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri – Universitas Trisakti

 Link: blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2014/02/1_Model-Pemilihan-Industri-Komponen-Otomotif-yang-Ramah-Lingkungan_Triwulandari-Sd-dkk.pdf

-Green Productivity
IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
Suhartini, ST, MT Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Tahun terbit bangkalan, 22 september 2012, penerbit universitas trunojoyo madura.
Link : jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/IMPLEMENTASI-GREEN-PRODUCTIVITY-UNTUK-MENINGKATKAN-PRODUKTIVITAS-PENGEMBANGAN-USAHA-KECIL-MENENGAH.pdf

ABSTRAK

Green Productivity tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan dan Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing.



Pendahuluan
 Latar Belakang
Perkembangan industri kerajinan batik saat ini semakin pesat seiring dengan laju arus globalisasi yang terus berjalan.Seiring dengan peningkatan produksi, ternyata timbul banyak permasalahan lingkungan di sekitarnya. Permasalahan tersebut disebabkan karena proses produksi seringkali mengakibatkan pembuangan material dan energi yang akan membebani lingkungan, padahal proses produksi yang baik tidak hanya memperhatikan keamanan dan efek samping dari limbah sisa prosesnya, namun juga mereduksi limbah buangan yang dihasilkan.permasalahan ini juga kerap kali diabaikan oleh pihak pengrajin, padahal saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu yang cukup hangat dibicarakan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi para pengrajin batik untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam tiap proses produksi yang dilaksanakan agar dapat menciptakan keserasian dengan lingkungan sekitarnya. Dan Istilah Green Industry dikenal pada tahun 2009 dalam penyelenggaraan International Conference on Green Industry in Asia di Manila, Filipina. salah satu hasil dari konferensi tersebut yaitu berupa komitmen bersama negara negara di Asia dalam upaya penanganan masalah lingkungan hidup melalui efisiensi penggunaan sumber daya dan pengurangan emisi gas karbon.



Tujuan Penelitian
          Suatu rancangan prosedur Green Produktivity Assesment yang melibatkan desain sistem informasi sederhana dengan mendesain tamplete tahapan proses produksi yang berpotensi mempunyai dampak lingkungan. Penerapan Green industry (Kemenprin 2013) dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah). Upaya penurunan emisi CO2 dan penerapanReduce, Reuse, Recycle (3R) akan menjadipenentu bagi industri komponen otomotifuntuk masuk dalam kategori industri yang ramah lingkungan.




Metode penelitian
Pengumpulan Data
Metode yang digunakan Green Produktivitas pada kampoeng batik  tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan.
Metode Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan Pendekatan yang digunakan dalam merancang model adalah proses hirarki dan analitik.




HASIL PENELITIAN
Proses produksi batik yang terdiri dari lima tahapan akan menghasilkan limbah di setiap tahapan proses produksinya. Limbah batik ini dapat dikategorikan menjadi padat, cair dan gas. Limbah gas yang berupa emisi CO, CO2, SO2 merupakan sisa pembakaran pada saat proses pembakaran. Gas buang dari bahan bakar yang berupa karbon monoksida, karbon dioksida dan sulfur oksida serta uap lilin batik dapat menjadi sumber emisi akan menyebar dalam ruangan kesegala arah. Karbon monoksida termasuk jenis polutan yang stabil. Dan dampak lingkungan pada kampoeng batik adalah pencemaran udara, pencemaran air, dan lingkungan kotor.
Untuk kompenen otomotif yang ramah lingkungan berdasarkan bobot faktor yang diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan lebih memprioritaskan pada faktor pengelolaan limbah / emisi. Pada faktor proses produksi, kriteria teknologi proses merupakan prioritas utama dengan bobot faktor sebesar 0.3860. Sedangkan untuk sub kriteriadari criteria teknologi proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) yaitu 0,7172, Oleh karena itu, upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) akan menjadi penentu bagi industri komponen otomotif untuk masuk dalam kategori industri yang ramah lingkungan.


KESIMPULAN
model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan dan Green Productivity di kampoeng batik sama sama memprioritaskan industri yang ramah bagi lingkungan dan pengurangan emisi gas karbon.





Sabtu, 26 Desember 2015

SUPPLY CHAIN SIRKULASI BOTOL TEH BOTOL SOSRO (RINGKASAN TUGAS UAS)



B.REVERSE LOGISTIC
SUPPLY CHAIN SIRKULASI BOTOL TEH BOTOL SOSRO
(Studi Kasus di PT. Sinar Sosro, Ungaran)
Aditya Priyambodo1, Yandra Rahadian Perdana
Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

link :  journal.uinsuka.ac.id/media/artikel/INT140101Jurnal%20Inovasi%20Industri%20Vol%201%20No.%202-4.pdf

1. PENDAHULUAN

Penggunaan kemasan botol kaca pada produksi Teh Botol Sosro mengharuskan perusahaan
melakukan pengisian ulang produk teh pada kemasan botol. Dengan asumsi total jumlah botol yang dimiliki, bagaimana PT. Sinar Sosro mengatur sirkulasi jumlah botol terisi yang beredar di pasaran dan jumlah botol kosong yang harus berada di pabrik untuk diisi ulang agar proses pengisian tidak terhenti. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT. Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan sendiri, prosedur penanganan material yang baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam kemasan. Tujuan utama dari adanya supply chain management adalah penyerahan/pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai pasokan (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu penyampaian dan memuaskan kegiatan perencanaan dan distribusi (Ellesmare, 1995).


2. METODE PENELITIAN

2.1.Sumber Data
Metode penelitian dengan wawancara dengan pihak yang berwenang dan observasi langsung di lapangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem supply chain management sirkulasi botol produk Teh Botol Sosro terkait pengiriman produk jadi dan penarikan botol kosong kembali ke pabrik (aktivitas reverse logistics).

2.2. Analisis Data
Menurut Pujawan (2005), beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah :
1. Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate).
2. Inventory days of supply adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki.
3. Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan.

3. HASIL PENELITIAN

3.1 Sistem Informasi Manajemen
Supply Chain Management merupakan proses yang krusial dimana arus pertukaran bahan baku, informasi serta keuangan antar perusahaan terjadi. Konsep kerja sama ini kemudian berkembang menjadi E-SCM dengan menggunakan internet, intranet maupun extranet sebagai media komunikasi secara online dan realtime, memastikan bahan baku baik dari pemasok maupun barang jadi ke konsumen selalu tersedia sesuai kebutuhan.

3.2 Proses Produksi
Proses produksi di PT. Sinar Sosro Ungaran dalam pembuatan TBS, secara umum dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
1. Proses pengolahan air (di Unit Water Treatment)
2. Proses pembuatan Teh Cair Manis (di Unit Kitchen)
3. Proses pembotolan (di Unit Bottling Line)
Bahan baku pembuatan Teh Cair Manis (TCM) adalah teh kering, gula industri dan air baku. Air baku adalah air (raw water) yang telah mengalami beberapa tahap proses pengolahan di unit Water Treatment.

3.2.1 Proses di Unit Water Treatment
PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki 3 buah sumur, sumur 1 dipakai untuk kebutuhan masyarakat sekitar pabrik, sedangkan sumur 2 dan 3 dipakai untuk proses produksi secara bergantian, 4 jam sekali. Air sumur (raw water) diambil dari kedalaman 80 – 100 m dengan deep well pump, dan masih mengandung kotoran dan mineral. Produk yang dihasilkan PT. Sinar Sosro Ungaran harus memenuhi standar yang ditetapkan, maka air yang diperoleh dari alam harus melewati proses pengolahan di unit Water Treatment (WT), sebelum dimanfaatkan untuk proses produksi.

3.2.2 Proses di Unit Kitchen
Pada Unit Kitchen dilakukan proses pembuatan Teh Cair Manis (TCM). Tahapan proses pembuatan TCM adalah pembuatan sirup gula, pembuatan Teh Cair Pahit, pencampuran TCP dengan sirup gula dan pasteurisasi.

3.2.3 Proses di Unit Bottling Line
A. Proses Pembotolan
B. Penyimpanan dan Masa Inkubasi

3.3 Manajemen Pergudangan
Gudang spare part, gudang gula, gudang teh, gudang crown cork, dan gudang harian produksi pengelolaannya di bawah manajemen Departemen Produksi dan Maintenance bagian Spare Part dan Logistik, sedangkan Gudang PIPB menjadi bagian tersendiri yang dikepalai oleh seorang supervisor dan langsung bertanggung jawab kepada General Manager. Metode penyimpanan ke dalam blok gudang menggunakan metode penyimpanan FiFO (First In First Out).

3.4 Sirkulasi Penanganan Botol di Gudang PIPB
Penerimaan PB
Penyimpanan PB
Pemakaian PB untuk Produksi
Proses Produksi
Penyimpanan PI
Pengeluaran PI
Penghancuran Botol

3.5 Reverse Logistic Function
Reverse logistics sebagai aktivitas untuk merencanakan, mengaplikasikan, dan mengendalikan proses agar tercapai efisiensi terkait dengan arus material, persediaan, produk jadi, dan informasi terkait dari konsumen kembali ke manufaktur tujuannya untuk mendapatkan kembali nilai ekonomis produk atau untuk melakukan proses pembuangan yang tepat (Rogers dan Tibben-Lembke, 1999).

5. KESIMPULAN
1. PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran memproduksi Teh Botol Sosro (TBS), Fruit Tea Botol dengan rasa apel dan black currant, S-Tee, dan Joy Tea Green.
2. Proses produksi TBS terdiri dari 3 langkah yaitu:
a. Proses pembuatan air baku dan air softener di Unit Water Treatment (WT)
b. Proses pembuatan sirup gula, Teh Cair Pahit (TCP), pencampuran TCP- sirup gula menjadi Teh Cair Manis (TCM) dan pasteurisasi di Unit Kitchen.
c. Proses pembotolan TCM pada Bottling Line ( ± 36.000 botol per jam).
3. Produk yang dihasilkan oleh PT Sinar Sosro Ungaran aman bagi kesehatan karena tidak mengandung pengawet, pewarna dan pemanis buatan.
4. Proses pembuatan TBS membutuhkan bahan baku & bahan pendukung. Bahan baku yang diperlukan adalah:
a. Bahan baku produk berupa teh kering (Jasmine Tea), gula industri rafinasi, dan air baku
b. Bahan baku kemasan adalah Crown cork, botol, dan krat.
5. Proses produksi dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan dari proses kedatangan bahan baku, proses produksi berlangsung, hingga proses pengemasan produk jadi (PI).
6.Cara untuk mempertahankan kualitas dan menghasilkan produk sesuai harapan konsumen adalah dengan melakukan sanitasi secara periodik, yang secara umum dibedakan menjadi Daily Maintenance dan Weekly Maintenance.
7. Sistem Supply Chain Management yang diterapkan PT. Sinar Sosro sudah sangat baik dengan ditunjang oleh sistem informasi, mode transportasi anak perusahaan sendiri, prosedur penanganan material yang baik, sistem pemasaran yang variatif dan faktor pendukung lainnya membuat PT. Sinar Sosro masih menjadi market leader khususnya untuk produk minuman teh dalam kemasan.
8. Ketersediaan PB terkadang menjadi penghambat faktor proses produksi. Botol kosong yang siap diisi di pabrik belum mampu mencukupi target rencana produksi secara kontinyu.
9. Aplikasi reverse logistics sudah baik diaplikasikan, walaupun PT. Sinar Sosro Ungaran masih belum optimal untuk menangani permintaan ‘pengendapan’ dari Kantor Penjualan
10. Pemasaran dari hasil produksi PT. Sinar Sosro Cabang Ungaran dilakukan oleh PT. Sasanamaya Tirtamukti untuk wilayah sebagian Jawa Barat, seluruh Jawa Tengah dan DIY.